top of page
Search
puanadaptif

Koping Adaptif Terhadap Culture Shock

Updated: Mar 13


Belajar di luar negeri atau lingkungan baru yang masih asing merupakan kesempatan yang menyenangkan karena memungkinkan untuk mempelajari berbagai macam budaya selain tugas utama menyelesaikan studi. Namun hidup dalam lingkungan dan budaya yang baru juga dapat memunculkan kondisi frustrasi. Ketika seseorang harus meninggalkan lingkungan yang familiar untuk kemudian tinggal di lingkungan baru yang masih belum dikenal, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi stres atau mengalami tekanan-tekanan tertentu yang dapat menimbulkan suatu perasaan tidak nyaman. Barna dan Panggabean (2002) mengungkapkan tidak mengherankan bila studi-studi di lingkungan antar budaya menemukan berbagai dampak antara lain:

  • stres emosional, 

  • culture shock,

  • masalah-masalah komunikasi, dan 

  • kegagalan pencapaian tugas 

Gegar budaya atau culture shock yaitu suatu gejala kecemasan yang terjadi ketika seseorang pindah atau berada pada lingkungan yang benar-benar baru (Guanipa, 1998).

Furnham dan Bochner (Hidajat dkk, 2000), menyatakan istilah culture shock digunakan untuk menggambarkan akibat-akibat negatif pada individu yang pindah ke suatu daerah baru. Pada umumnya, hal ini dialami oleh pendatang selama 6 bulan sampai 1 tahun pertama kedatangannya.


Menurut Baker (2004) culture shock itu sendiri terjadi karena:

  • perbedaan iklim, 

  • perbedaan makanan, 

  • perbedaan bahasa, 

  • perbedaan cara berpakain, 

  • perbedaan norma sosial, 

  • maupun perbedaan nilai-nilai yang ada pada suatu negara. 


Mulyana (2005) juga menyebutkan bahwa culture shock dapat terjadi karena:

  • adanya kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru 

  • ketidakmampuan dalam mengatasi kendala-kendala komunikasi 

  • kendala-kendala budaya. 


Perasaan yang tampak ketika seseorang mengalami gejala culture shock antara lain:

  • keterkejutan saat menghadapi langsung dan frustasi yang tidak dibayangkan sebelumnya, meskipun telah diberi pengarahan mengenai penggunaan toilet, makanan, transportasi, dan budaya masyarakat setempat, 

  • rasa kehilanganan, 

  • kerinduan terhadap keluarga dan teman-teman lama


Perasaan ini yang kemudian menimbulkan dorongan mendapatkan cara atau usaha untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan budaya yang baru. Usaha-usaha yang dilakukan tersebut disebut dengan perilaku koping, yaitu suatu tingkah laku dimana individu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya dengan tujuan menyelesaikan tugas atau masalah (Chaplin, 2004).


Menurut Rutter (Patnani dkk, 2002) koping adaptif terhadap culture shock merupakan reaksi terhadap tekanan yang berfungsi memecahkan, mengurangi dan menggantikan kondisi yang penuh tekanan. Mekanisme koping mencakup usaha untuk mengubah penilaian sehingga orang tidak lagi merasa terancam dengan stimulus dari luar. Sedangkan Lazarus (1976), menyebutkan bahwa koping adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengatasi situasi atau problem yang dianggap sebagai tantangan, ketidakadilan atau merugikan maupun sebagai ancaman. Taylor (Smet, 1994) mengemukakan bahwa strategi koping lebih bervariasi.

Tidak ada strategi koping yang paling berhasil dalam situasi stres. Keberhasilan koping lebih tergantung pada penggabungan strategi koping yang sesuai dengan ciri masing-masing kejadian daripada mencoba menemukan satu strategi koping yang paling berhasil.

Melalui berbagai pengalaman koping adaptif culture shock tersebut, masing-masing individu memperoleh makna antara lain berupa:

  • pentingnya toleransi terhadap perbedaan budaya, 

  • pentingnya kemampuan adaptif,

  • motivasi terhadap kehidupan pribadi, 

  • serta sebagai self-development.

 

Referensi

  • Amelia, Dian. 2008. Culture Shock dan Perilaku Koping pada mahasiswa Asing. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

  • Fadhila, Farah & Setaiawan, Eric. Makna Culture Shock dalam Komunikasi Lintas Budaya Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri. Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung, Indonesia.






0 views0 comments

Comments


bottom of page