top of page
Search
puanadaptif

Sulit Beradaptasi? Cek Skala Emosi Diri


Pernahkah Puan-puan merasa hidup ini cepat sekali berubah? Segalanya berjalan serba cepat dan menuntut kita bisa mengikuti ritmenya. 


Ya, perubahan adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa kita pungkiri. Disadari ataupun tidak, perubahan itu nyata dan dekat. Di mana pun kita tinggal, tidak akan lepas dengan yang namanya perubahan. Walaupun, kita berdiam diri di rumah saja. Toh, sebenarnya setiap hari selalu berubah. Tidak ada yang sama persis. Karena, kehidupan ini dinamis.


Menghadapi situasi yang sering berubah-ubah, kita merasa gugup, cemas, khawatir, bingung, sampai stres memikirkan apa yang harus dilakukan. Bahkan rasa tidak nyaman, kikuk, atau takut membuat kita bimbang dalam melangkah. Yang ada justru menjauh, menolak, atau marah ketika berhadapan dengan kondisi baru. Apakah respon-respon tersebut baik untuk keberlangsungan hidup kita? 


Tentu tidak. Perubahan datang sering sepaket dengan segala rupa tantangannya. Kalau respon kita kurang tepat, maka proses adaptasi jadi terganggu. Emosi mudah labil dan tidak terkontrol. Maka, kita perlu mencari jalan keluarnya. 


Dalam sebuah penelitian pada siswa SMU Negeri 8 Yogyakarta (usia 15-17 tahun) oleh Ridwan Saptoto pada tahun 2010, menjelaskan ada hubungan positif antara koping adaptif dan kecerdasan emosi. Kemampuan mengelola emosi memiliki pengaruh besar dalam upaya meningkatkan kemampuan adaptasi seseorang. 

Seseorang diharapkan mampu memilih dan menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi persoalan. Karena tiap persoalan membutuhkan usaha koping yang berbeda-beda. Ketidakmampuan menggunakan strategi koping yang efektif menunjukkan rendahnya kemampuan koping adaptif seseorang. Semakin tinggi kecerdasan emosi seseorang, maka akan semakin tinggi pula kemampuan koping adaptifnya. Begitu juga sebaliknya. 


Mengenali emosi diri menjadi kunci penting dalam beradaptasi. Ketika kita memiliki kesadaran diri yang baik; mampu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain atau empati, dan membina hubungan, maka kita lebih mudah memilih strategi koping dalam menyelesaikan persoalan hidup. Apakah strategi koping yang berorientasi pada masalah atau strategi koping yang berorientasi pada emosi. 


Nah, bagi Puan-puan yang masih sulit beradaptasi dengan kondisi baru, segera cek emosi diri. Sudah seberapa kenal dengan emosi diri? Siapa tahu kesulitan beradaptasi yang dialami saat ini, karena belum begitu mengenal diri sendiri ☺️

 

Referensi:

Ridwan Saptoto. Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Kemampuan Coping Adaptif. Jurnal Psikologi Volume 37, No.  1, Juni 2010: 13 - 22. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

14 views0 comments

コメント


bottom of page